Published 13/04/2017 Tags: agen sabung ayam, Allianz arena, bandar bola sbobet, Barcelona, Bayern Muenchen, Blaugrana, Bola, Camp Nuo, Carles Puyol, Catalan, Claudio Lopez, Diego Milito, FC Barcelona, Gaizka Mandieta, Gerard Pigue, Giogio Chiellini, Giuseppe Meazza, Helenio Herrera, Inter milan, Juventus, Juventus Stadium, lapangan, liga champion, Lionel Messi, Luis Enrique, Maicon, Mauricio Pellegrino, Mestalla, Miguel Angulo, Paris Saint Germain, Patrick Kluivert, Paulo Dybala, Pep Guardiola, Real Madrid, Rivaldo, rumput hijau, sabung ayam, sabung ayam live, sabung ayam online, Santiago Bernabeu, sepakbola, sikulitbundar, taruhan bola sbobet, taruhan sabung ayam, valencia, Wesley Sneijder
Barca tumbang 3-0 dalam ajang pertarungan duel di Juventus Stadium, Paulo Dybala menjadi momok yang menakutkan bagi tim tamu, lewat sepasang golnya pada menit ke tujuh dan 22′ sedangkan satu lagi dicetak oleh Giogio Chiellini (55′).
Dengan hasil tersebut, paling tidak Barcelona harus menang empat gol tanpa balas saat nanti gantian menjamu Juventus di Camp Nuo pada 19 April mendatang, Membalikkan keadaan memang bukanlah hal yang baru dari Barcelona, baru satu bulan yang lalu, Lionel Messi dan kawan-kawan menorehkan hal spektakular kala tampil dalam babak 16 besar.
Saat itu, klub yang di asuh oleh Luis Enrique menderita kekalahan 0-4 pada partai pertama di kandang Paris Saint-Germain, mereka kemudian membalas dengan skor 6-1 pada pertemuan kedua di rumah sendiri, apakah keajaiban akan kembali terulang oleh Barcelona saat menjamu Juventus? sejarah akan mencata bahwa sang raksasa Catalan tak selalu berhasil melakukannya, berikut ini adalah empat momen saat Barcelona kemasukan tiga gol atau lebih pada leg pertama dan tak mampu membalikkan keadaan dalam pertandingan kedua.
Barcelona pulang dengan membawa kekalahan 1-3 dari kandang Real Madrid di Santiago Bernabeu pada laga pertama semifinal Piala Champions 21 April 1960, berselang enam hari kemudian, giliran Barcelona yang menjamu sang seteru abadi, ambisi untuk membuat tiga gol balasan pun diusung oleh skuat yang pada saat itu di asuh Helenio Herrera, tetapi nyatanya, Camp Nuo justru menjadi saksi terhentinya langkah Blaugrana, mereka harus menyudahi kompetisi setelah kalah dengan skor serupa di tangan Madrid.
Bermodalkan pemain-pemain kelas nomor satu semacam Rivaldo, Patrick Kluivert, Carles Puyol, dan Pep Guardiola, Barcelona menerima nasib sial saat bertandang ke rumah Valencia di Stadion Mestalla dalam leg pertama semifinal, bagaimana tidak mereka di babat habis 1-4, gawang Barca sendiri di jebol oleh Miguel Angulo (dua gol), Gaizka Mandieta dan Claudio Lopez, adapun satu-satunya gol dari tim tamu lahur dari gol bunuh diri Mauricio Pellegrino, lewat gol Frank de Boer dan Philipp Cocu, Barcelona memang berhasil mengambil kemenangan dengan score 2-1 ketika berganti menjamu Valencia, namun hasil tersebut belum cukup untuk meloloskan mereka, Blaugrana menyerah dengan agregat 3-5.
Lagi-lagi nasib sial yang di dapat Barcelona saat bertandang ke Giuseppe Meazza, markas Inter Milan, dalam leg pertama pada semifinal pada 20 April 2010, mereka tumbang 1-3, padahal saat itu Barcelona sempat lebih dulu unggul lenih dulu berkat gol Pedro, skor berbalik seusai terciptanya tiga gol balasan tim tuan rumah dari Wesley Sneijder, Maicon, dan Diego Milito, gol tunggal dari Gerard Pigue memberikan kemenangan 1-0 untuk Bercelona saat bermain di kandang sendiri tujuh hari kemudian, namun lagi-lagi hasil tersebut belum cukup membuat mereka melaju.
Cerita yang satu ini lebih tragis di bandingkan tiga kisah diatas, berjumpa dengan Bayern Muenchen di semifinal, Barcelona dipermalukan dengan agregat 0-7, Barcelona mengakhiri leg pertama di Allianz Arena, markas Muenchen dengan kekalahan telak 0-4, berharap keajaiban, nasib Barcelona justru tidak mengalami perubahan ketika berganti menjamu Muenchen di Camp Nuo, mereka di paksa mengakui keunggulan tim tamu 0-3.