Published 15/10/2016 Tags: Harry Kane, Manchester City, manchester united, Paul Parker, Pep Guardiola, Tottenham Hotspurs
Oke303 – The Liliwhites, julukan Team Tottenham Hotspurs kini menjadi satu-satunya team yang belum terkalahkan di Premier League sejak dimulainya awal musim 2016/2017, namun sejauh ini masih tertinggal satu poin dari Manchester City di pemuncak klasemen sementara.
Di musim 2015/2016 lalu, Tottenham sempat menjadi ancaman dalam perebutan titel Premier League meski akhirnya harus merelakan titel jatuh ke tangan klub Leicester City. Musim ini Spurs diprediksi kembali manjadi ancaman dalam perebutan titel Premier League, bukan hanya anacaman bahkan bisa jadi juara.
Penilaian tersebut dilontarkan oleh Paul Parker, mantan pesepakbola Inggris yang dulu ngetop bersama dengan Fulham, Queens Park Rangers, dam Manchester United. Kini Parker menjadi analis sepakbola.
”Lupakan Manchester City, yang kini sedang ramai dibicarakan karena dibawah arahan pelatih anyar mereka, Pep Guardiola. Satu team tidak mewujudkan sebuah liga secara khusus ketika team itu dihajar secara brutal oleh sebuah kerelaan untuk bekerja lebih keras, seperti telah dilakukan Tottenham pada hari minggu. Premier League masih di awal dan sebuah team di luar dugaan bisa kembali mengangkat trofi,” kata Parker di kolomnya, Eurosport.
“Dan bisa jadi team yang melakukannya adalah Spurs, yang sedang membuktikan bahwa ancaman musim lalu bukanlah kebetulan. Mereka tak lagi dihantui pertanyaan negatif seperti? Apa bisa tanpa Harry Kane? Tentu saja jika ia bisa mencetak 20 gol lebih musim ini maka mereka dijamin akan punya peluang juara, tapi sudah pasti mereka tetap bisa peluang kalau pun Harry Kane absen,” bebernya.
Akhir pekan lalu Spurs menang 2-0 atas City yang terjadi di awal musim ini, Manchester City digadang-gadang sebagai salah satu favorit kuat juara dan sempat tak terkalahkan sebelum duel tersebut.
“Tottenham tangguh di seluruh lini dengan kombinasi sempurna dari kemampuan teknik dan fisik. Kombinasi bek tengah mereka Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen, ditambah solid dengan kedatangan rekrutan anyar Victor Wanyama yang sudah menyingkirkan kecenderungan indispliner yang merugikannya di Southampton, Eric Dier, dan Dele Alli, plus lini serang mengerikan penuh kerja keras,” ujar Parker.
Di musim 2015-16, Spurs sempat bersaing ketat dengan Leicester City. Tapi menjelang akhir Spurs kewalahan dalam membendung perjalanan bersejarah The Foxes dan bahkan akhirnya harus rela digeser Arsenal ke posisi tiga. Menurut Parker, hal itu terjadi bukan karena Spurs kelelahan menjelang garis finis melainkan faktor pengalaman yang belum teruji dalam mengejar titel liga.
“Ketika Anda sudah sekali kena gigit, Anda tak mau lagi seperti itu. Saya ingat musim 1991-92 di Manchester United. Kami harus merelakan gelar ke tangan Leeds United, bukan karena kelelahan tapi karena kami kehilangan daya. Musim berikutnya, musim pertama era Premier League, kami sudah lebih bijak dan sukses melewati garis akhir. Tak ada rasa lelah,” tulisnya.